Kamis, 27 Februari 2014

Keramat Gunung Pataka Ada Kaitannya Dengan Kerajaan Onom di Pulo Majeti

Desa Patakaharja Kec. Rancah Kabupaten Ciamis, hasil pemekaran dari Desa Dadiharja. Asalnya sebuah  dusun bernama  Bantardengdeng, desa itu memiliki empat dusun diantaranya dusun Bantardengdeng, dusun Cimulya, dusun Langensari, dan dusun Kowari. Bagaimana sampai diberi nama Desa Patakaharja, diambil dari nama sebuah bukit yang bernama Pataka yang berlokasi di dusun Cimulya. Lokasinya berjarak 2 km dari dusun Cimulya berada di wilayah  kawasan hutan Adm. Perhutani Ciamis, BKPH Banjar Utara, KRPH Rancah.
Menurut keterangan warga setempat, bukit yang disebut gunung Pataka konon ceritanya gunung tersebut sebagai tempat persinggahan di zaman Kerajaan Galuh. Sampai sekarang cerita tentang gunung Pataka masih tersimpat cerita mistik. Jangan coba-coba bila berkunjung ke tempat ini, tanpa sepengetahuan kuncen akan merasa kebingung bila akan keluar dari tempat ini. Pengunjung tak boleh sembarang menunjuk sesuatu di tempat yang di keramatkan, tidak boleh berbicara sombong, dan tidak boleh merusak menembang pohon di kawasan itu.
Mendengar tempat keramat, terusik ingin mengetahui keadaan di tempat itu Minggu (3/7) pkl 9 pagi menanyakan siapa kuncen di tempat yang dikeramatkan. Sahomi (99) yang sudah uzur hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Suharyo (55) sang menantu embah Sahomi, sebagai penerus berstatus sebagai kuncen gunung Pataka. Lima orang beserta Suharyo menyisir kawasan itu, yang kondisi hutan masih terjaga sebagai hutan konservasi dan sebuah situs budaya di wilayah KRPH Rancah yang luasnya 0,010 hektar.
Di tempat itu ada dua pintu gerbang bila akan masuk ke dalam keramat yang berada di puncak bukit, dengan syarat harus seizin kuncen ujar Suharyo jangan coba berani masuk tanpa izin. Di lokasi gunung/bukit Pataka terdapat ada tiga Saung sebagai tempat memuja/bertapa untuk mendapatkan kesugihan atau kekayaan duniawi di tempat 3 buah batu besar yang dihuni oleh berbagai mahluk gaib dan jin, ujar Suharyo.
Lebih jauh Suharyo menyebutkan, menurut salah seorang ahli kebatinan yang tidak disebutkan namanya. Dengan kekuatan penglihatan mata batinnya di dalam batu besar itu tersimpan banyak harta karun, keramat gunung/bukit Pataka dikujungi banyak orang ingin mendapatkan kekayaan yang diberikan mahluk-mahluk gaib dan jin dari berbagai daerah di Indonesia banyak juga yang datang dari luar jawa. Biasanya bila jatuh pada bulan Maulud banyak yang datang ke sini, kata Suharyo.
Tidak mudah bisa berhasil bila bertapa di keramat ini, bila tidak ada bagiannya mahluk gaib/jin akan memberi tahu untuk pindah ke tempat lain. Apa bila si petapa itu ada bagiannya, si petapa akan mengadakan perjanjian kalau di zaman modern seperti MoU (Memoradum of Understanding). Kuncen pun tidak tahu perjanjian apa, hal itu khusus antara si pemuja dan mahluk gaib/jin.
Konon cerita, keramat gunung/bukit Pataka ini ada benang merah dengan Kerajaan Onom di Pulau Majeti berada di kawasan hutan Perhutani dengan sang Ratu ibu Gandawati yang ada juga kaitan historis dengan kerajaan Galuh. Pulo Majeti merupakan salah situs budaya berlokasi di Kec. Purwaharja Kota Banjar.
Di desa Patakaharja pemerintah desa maupun masyarakat, memahami bahwa perbuatan pemujaan ke keramat-keramat adalah perbuatan musyrik karena telah menyekutu Allah Swt. Tapi orang dari luar daerah yang berdatang ke tempat keramat gunung/bukit Pataka. Memang pada waktu berkunjung ke tempat itu penulis melihat di sebuah saung ada yang sedang bertapa. Apa yang kau cari, tau ah gelap.***
Penulis : Yadi Suyadi, Mahasiswa KKN STISIP BP Banjar, Jurusan Administrasi Niaga (Bisnis)

0 komentar:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "