Desa Patakaharja Kec. Rancah Kabupaten Ciamis, hasil pemekaran dari
Desa Dadiharja. Asalnya sebuah dusun bernama Bantardengdeng, desa itu
memiliki empat dusun diantaranya dusun Bantardengdeng, dusun Cimulya,
dusun Langensari, dan dusun Kowari. Bagaimana sampai diberi nama Desa
Patakaharja, diambil dari nama sebuah bukit yang bernama Pataka yang
berlokasi di dusun Cimulya. Lokasinya berjarak 2 km dari dusun Cimulya
berada di wilayah kawasan hutan Adm. Perhutani Ciamis, BKPH Banjar
Utara, KRPH Rancah.
Menurut keterangan warga setempat, bukit yang disebut gunung Pataka
konon ceritanya gunung tersebut sebagai tempat persinggahan di zaman
Kerajaan Galuh. Sampai sekarang cerita tentang gunung Pataka masih
tersimpat cerita mistik. Jangan coba-coba bila berkunjung ke tempat ini,
tanpa sepengetahuan kuncen akan merasa kebingung bila akan keluar dari
tempat ini. Pengunjung tak boleh sembarang menunjuk sesuatu di tempat
yang di keramatkan, tidak boleh berbicara sombong, dan tidak boleh
merusak menembang pohon di kawasan itu.
Mendengar tempat keramat, terusik ingin mengetahui keadaan di tempat
itu Minggu (3/7) pkl 9 pagi menanyakan siapa kuncen di tempat yang
dikeramatkan. Sahomi (99) yang sudah uzur hanya bisa berbaring di tempat
tidurnya. Suharyo (55) sang menantu embah Sahomi, sebagai penerus
berstatus sebagai kuncen gunung Pataka. Lima orang beserta Suharyo
menyisir kawasan itu, yang kondisi hutan masih terjaga sebagai hutan
konservasi dan sebuah situs budaya di wilayah KRPH Rancah yang luasnya
0,010 hektar.
Di tempat itu ada dua pintu gerbang bila akan masuk ke dalam keramat
yang berada di puncak bukit, dengan syarat harus seizin kuncen ujar
Suharyo jangan coba berani masuk tanpa izin. Di lokasi gunung/bukit
Pataka terdapat ada tiga Saung sebagai tempat memuja/bertapa untuk
mendapatkan kesugihan atau kekayaan duniawi di tempat 3 buah batu besar
yang dihuni oleh berbagai mahluk gaib dan jin, ujar Suharyo.
Lebih jauh Suharyo menyebutkan, menurut salah seorang ahli kebatinan
yang tidak disebutkan namanya. Dengan kekuatan penglihatan mata batinnya
di dalam batu besar itu tersimpan banyak harta karun, keramat
gunung/bukit Pataka dikujungi banyak orang ingin mendapatkan kekayaan
yang diberikan mahluk-mahluk gaib dan jin dari berbagai daerah di
Indonesia banyak juga yang datang dari luar jawa. Biasanya bila jatuh
pada bulan Maulud banyak yang datang ke sini, kata Suharyo.
Tidak mudah bisa berhasil bila bertapa di keramat ini, bila tidak ada
bagiannya mahluk gaib/jin akan memberi tahu untuk pindah ke tempat
lain. Apa bila si petapa itu ada bagiannya, si petapa akan mengadakan
perjanjian kalau di zaman modern seperti MoU (Memoradum of
Understanding). Kuncen pun tidak tahu perjanjian apa, hal itu khusus
antara si pemuja dan mahluk gaib/jin.
Konon cerita, keramat gunung/bukit Pataka ini ada benang merah dengan
Kerajaan Onom di Pulau Majeti berada di kawasan hutan Perhutani dengan
sang Ratu ibu Gandawati yang ada juga kaitan historis dengan kerajaan
Galuh. Pulo Majeti merupakan salah situs budaya berlokasi di Kec.
Purwaharja Kota Banjar.
Di desa Patakaharja pemerintah desa maupun masyarakat, memahami bahwa
perbuatan pemujaan ke keramat-keramat adalah perbuatan musyrik karena
telah menyekutu Allah Swt. Tapi orang dari luar daerah yang berdatang ke
tempat keramat gunung/bukit Pataka. Memang pada waktu berkunjung ke
tempat itu penulis melihat di sebuah saung ada yang sedang bertapa. Apa
yang kau cari, tau ah gelap.***
Penulis : Yadi Suyadi, Mahasiswa KKN STISIP BP Banjar, Jurusan Administrasi Niaga (Bisnis)
0 komentar:
Posting Komentar